Rabu, 23 Februari 2011

Need For Speed Underground 2 - RIP (230 MB Only)

Buka2 di Dytoshare ada Game Bagus, Dan kebetulan saya lagi pengin main NFS Underground 2 jadi langsung saya coba download dan install. Udah tau donk Need For Speed Underground 2? Game lawas yang masih banyak diminati oleh para pecinta game. Selain grafiknya yang lumayan, gamenya juga lumayan asik dimainkan. Yuk langsung adja.
Screenshot (dari PC saya)


Download :
  1. Download Semua Part dari part 1 sampai part 3 - letakkan 3 file tersebut dalam satu folder
  2. Ekstrak part 1 (Maka akan terekstrak semua)
  3. Jalankan "Setup.bat"
  4. Tunggu Instalasi selesai
  5. NFS 2 Underground siap dimainkan - Jalankan "speed2.exe" untuk main.
Minimum System Requirment :
  • Pentium 3 500Mhz or Higher
  • RAM 256 MB
  • NVIDIA Geforce or Equivalent
  • 500 MB Harddisk space or higher

Semoga Bermanfaat
»»  Baca Selengkapnya...

Cara Dawnload Driver Komputer, Laptop, Printer Via Web Support Resmi


Mungkin banyak di antara anda sekalian pengunjung  blog ini yang masih kesulitan mencari dan download driver komputer, laptop, ataupun printer.
Walaupun pernah mencarinya lewat Google tetap adja ada kelemahannya karena bingung dimana harus memilih.

Kali ini saya akan membahas bagaimana mencari dan  Download Driver Komputer, Laptop, Printer Via Web Support Resmi.

Ok langsung saja ke pokok bahasan tentang Cara Download Driver Komputer, Laptop, Printer Via Web Support Resmi. Cara Download Driver Komputer, Laptop, Printer ini adalah langsung mencari dan download di website resminya masing-masing vendor dari perangkat yang kita cari drivernya. Mungkin bagi anda yang sering main internet, cara ini sudah tidak asing lagi bagi anda, tapi bagi yang masih awam internet, mudah-mudahan Cara Download Driver Komputer, Laptop, Printer Via Web Support Resmi ini bisa membantu.

Sering sekali kita ketika download driver dari website resmi, kita malah muter-muter dan nggak ketemu dengan link driver yang di download.

Cara Download Driver Komputer, Laptop, Printer Via Web Support Resmi :

1. Buka Firefox (pakai firefox aja karena lebih cepat), dan kalo perlu install Internet Download Manager (IDM) untuk mempercepat proses download driver anda.

2. Masuk ke google.com

3. Misalnya, anda akan mencari dan download driver mainboard dari merk ASUS, ketik di kolom pencarian google dengan kata kunci ASUS support, maka akan langsung tampil hasil pencarian dengan baris nomor 1 dan 2 adalah link download langsung dari ASUS tersebut. Anda bisa langsung klik salah satu link tersebut, tapi biasanya link yang langsung menuju ke sasaran download driver adalah baris yang nomor 2. Kemudian anda pilih yang sesuai dengan driver yang ingin anda download.



4. Misalnya lagi, anda akan mencari dan download driver dari merk HP, ketik di kolom pencarian google dengan kata kunci HP support, maka akan langsung tampil hasil pencarian dengan baris nomor 1 dan 2 adalah link download langsung dari HP tersebut. Anda bisa langsung klik salah satu link tersebut, tapi biasanya link yang langsung menuju ke sasaran download driver adalah baris yang nomor 2. Kemudian anda pilih yang sesuai dengan driver yang ingin anda download.



5. Jadi kesimpulannya, tambahkan kata SUPPORT di setiap pencarian. Misalnya lagi, ingin cari dan download driver CANON, ketikkan CANON SUPPORT, jadinya seperti link ini.

OK, demikian Cara Download Driver Komputer, Laptop, Printer Via Web Support Resminya.
Semoga bermanfaat.
Jangan lupa kasih komentar ya..
»»  Baca Selengkapnya...

Senin, 21 Februari 2011

Cara Penanganan Carger Laptop Berkedip


Jika Anda menemui lampu adaptor anda berkedip, maka anda patut waspada. Bisa jadi terjadi kerusakan pada adaptor anda. Jangan gunakan sementara jika laptop anda masih normal.

Apa yang terjadi jika anda nekat?

1. Baterai anda bisa mati
2. Salah satu komponen pada mainboard atau adaptor terbakar menyebabkan laptop mati total. (Jika laptop anda masih garansi, maka garansinya tidak berlaku dan kemungkinan anda harus mengganti mainboard dengan harga 70% dari harga barunya)

Indikasi lampu adaptor berkedip menandakan ada ’short’ atau arus pendek pada mainboard atau pada adaptor.

Cara melakukan pengecekan adalah sebagai berikut:

1. Pinjam adaptor lain yang satu merk dari teman untuk dicoba pada laptop, jika terjadi keanehan pada adaptor tersebut seperti lampu adaptor berkedip atau tidak menyala sama sekali. Atau lampu indikator di laptop yang biasanya biru menjadi warna lain. Maka dapat dipastikan ada masalah short pada laptop.

2. Coba adaptor pada laptop lain yang kompatibel (Satu merek, lihat voltase dan amperenya). Jika adaptor masih berkedip, maka adaptor anda sepertinya bermasalah.

3. Menggunakan multimeter untuk mengukur apakah arus dan voltase masih ’normal’ dalam artian sesuai dengan voltase dan arus yang tertera di label adaptornya. Biasanya hal ini yang dilakukan oleh teknisi untuk mengetahui apakah adaptor atau power board yang rusak. 


Apa yang bisa anda lakukan jika mengalami hal ini?

1. Jika masih garansi, segera bawa ke service center terdekat.

2. Bawa ke service rekomendasi yang terbukti terpercaya. Anda bisa mencari referensi di forum-forum seperti kaskus atau chip. Biasanya disana ada testimonial orang yang sudah mencicipi jasa penyedia service laptop.

Apakah masih bisa diperbaiki jika yang rusak adaptor?


Bisa, tapi sangat tidak kami rekomendasikan. Adaptor hasil reparasi sangat beresiko. Jika suatu saat adaptor ini short atau bermasalah, maka mainboard anda taruhannya. Lebih baik meminjam dulu atau membeli adaptor KW1 yang beredar di pasaran jika budget anda terbatas untuk membeli adaptor baru.

Apakah masih bisa diperbaiki jika yang rusak mainboardnya?


Biasanya sebelum memvonis mainboard, maka akan dites DC boardnya (papan sirkuit tempat lubang charge) apakah mengalami short disana. Jika bukan disana masalahnya, maka analisa akan beralih ke mainboard. Jika kasusnya mainboardnya sampai terbakar, maka persentase keberhasilan bergantung kepada tingkat kerusakan, adanya sparepart dan kehandalan teknisi yang mengerjakan.


Semoga Bermanfaat.
Posted By. Kang Eko
»»  Baca Selengkapnya...

Vertical Caving, Single Rope Technique

Masih tentang Pecinta Alam, kali ini saya akan sedikit membahas tentang Single Rope Technique (SRT), sebagai persiapan kita untuk penelusuran Goa Vertikal. Jangan lupa kalo ada kegiatan ngajak2 ya, Salaja siap bantu kok..he.he..

Single Rope Technique (SRT) adalah teknik yang dipergunakan untuk untuk menelusuri gua-gua vertikal dengan menggunakan satu tali sebagai lintasan untuk naik dan turun medan-medan vertikal. Berbagai sistem telah berkembang sesuai dengan kondisi medan di tempat lahirnya masing-masing metode. Namun yang paling banyak dipergunakan adalah Frog Rig System.Teknik yang lain adalah: rope walker, Texas Rig, jumaring, Mitchele System, floating cam system.
Sistem frog rig menggunakan alat:
  1. Seat harness, dipergunakan untuk mengikat tubuh dan alat-alat lain. Dipasang di pinggang dan pangkal paha. Jenis-jenisnya adalah: bucklet, avantee, croll, rapid, dan fractio.
  2. Chest ascender, dipergunakan untuk memanjat (menaiki) lintasan atau tali dipasang di dada. Dihubungkan ke Delta MR oleh Oval MR.
  3. Hand ascender, dipergunakan untuk memanjat (menaiki) lintasan atau tali di tangan. Di bagian bawah dipasang descender, tempat digantungkannya foot loop dan cows tail.
  4. Descender, dipergunakan untuk menuruni tali. Ada beberapa jenis descender: Capstand (ada dua macam: simple stop dan auto stop), whaletale, raple rack (ada dua macam: close rack dan open rack), figure of eight, dan beberapa jenis lagi yang prinsip kerjanya sama dengan figure of eight.
  5. Mailon rapid,ada dua macam Mailon Rapid (MR), yaitu: Oval MR untuk mengaitkan Chest Ascender kepada Delta MR. Delta MR sendiri adalah untuk mengkaitkan dua loop seat harness dan tempat mengkaitkan alat lain seperti descender berikut karabiner friksinya dan cowstail.
  6. Foot loop , dicantolkan ke karabiner yang terhubung ke hand ascender. Berfungsi sebagai pijakan kaki. Ukuran dari foot loop harus tepat seperti gambar diatas. Hal ini sangat mengurangi kelelahan pada waktu ascending di pitc-pith yang panjang
  7. Cows tail, memiliki dua buat ekor. Satu terkait di hand ascender, dan satu lagi bebas, dipergunakan untuk pengaman saat melewati lintasan-lintasan intermediate, deviasi, melewati sambungan, tyrolean, dan traverse.
  8. Chest harness,untuk melekatkan chest ascender agar lebih merapat ke dada. Sehingga memudahkan gerakan sewaktu ascending normal, atau pada saat melewati sambungan tali. Chest harness lebih baik jika dapat diatur panjang pendeknya (adjustable), sehingga memudahkan pengoperasian, terutama apabila terjadi kasus dimana chest ascender terkunci di sambungan atau simpul, atau pada saat rescue.
SRT Set
(Gambar dari katalog Petzl )
Teknik-teknik yang harus dipelajari untuk SRT adalah ascending dan descending dengan penguasaan melewati jenis-jenis lintasan dan medan.

  • Melewati intermediate anchor

  • Melewati deviation anchor

  • Melewati sambungan tali

  • Melewati lintasan tyrolean, menggunakan satu tali dan dua tali.

  • Meniti tali dengan medan slope (miring)

  •  Ascending2
    Ascending
    ((Gambar dari katalog Petzl)
    Gerakkan telapak kaki untuk menjepit tali dengan telapak kaki. Cara pertama adalah menjepit tali menggunakan bagian dalam pergelangan kaki dengan bagian luar telapak kaki. Cara kedua adalah menjepit tali dengan kedua telapak kaki ketika melakukan gerakan berdiri. Ketika mengangkat kedua kaki, kedua telapak kaki dibuka.

    Descending
    Descending
    (Gambar dari katalog Petzl )
    PERHATIAN:
  • Latihan ini harus dilakukan mengunakan peralatan yang mutu dan kekuatannya memenuhi standar

  • Latihan harus dibawah pengawasan oleh ahli.

  • Berlatihlah pada ketinggian yang tidak terlalu tinggi.

  • Cegahlah latihan yang dapat merusakkan alat: membebani alat melebihi beban normal, beban dengan arah abnormal, menggunakan alat tidak sesuai dengan manual book-nya.

  • Latihan yang dilakukan dengan menggunakan alat-alat alternatif, harus masih dalam tingkat aman.

  • Pernah melakukan latihan teknik tertentu bukanlah jaminan bahwa kita sudah menguasai teknik tersebut.

  • Berlatihlah satu teknik sampai lancar tanpa hambatan dan kesalahan sebelum berlatih teknik yang lain.

  • Berlatihlah dengan selalu ditemani oleh orang lain yang juga memahami SRT.

  • Berniatlah berlatih untuk menolong orang lain dan diri sendiri.

  • Hindarilah terjadinya kecelakaan di gua untuk orang lain maupun diri sendiri.

  • Saya mempunyai teman yang takut ketinggian, namun akhirnya dapat mengalahkan rasa takut itu, dia sudah berani menuruni medan-medan vertikal dengan kedalaman 50 meter dalam berbagai medan. Namun harus dengan penyesuaian diri yang intensif dan sungguh-sungguh. (Widjanarko, Sunu.2008.Vertical Caving, Single Rope Technique.http://subterra.web.id)


  • Semoga bermanfaat!!
    »»  Baca Selengkapnya...

    Mengenal svchost.exe dan Fungsinya


    Awalnya, Microsoft menggunakan file .exe (executable) bagi service-service yang berjalan di Windows. Karena dirasa kurang efisien, Microsoft kemudian melakukan perombakan dengan mengubah service-service tadi dari menggunakan file-file .exe menjadi file .dll (Dynamic Link Library).

    Dynamic Link Library (.dll) merupakan file yang dapat dipanggil dari file executable (.exe) maupun dari file .dll lain. Hal ini dirasa lebih menguntungkan karena sifat umumnya dapat dipakai oleh beberapa aplikasi pada saat yang bersamaan dan hanya diperlukan satu copy saja di memory atau disk. Programmer dapat mengatur agar service yang terdapat pada DLL tersebut dimuat ke memory hanya ketika diperlukan saja. Apabila tidak diperlukan maka DLL tersebut bisa dibuang dari memory.

    Dengan demikian, maka aplikasi yang Anda buat dapat lebih menghemat penggunaan memory. Keuntungan kedua, aplikasi menjadi bersifat modular. Anda dapat melakukan update aplikasi yang Anda buat tanpa harus mengupdate file EXE. Dengan demikian Anda cukup menyertakan patches kepada program Anda tanpa Anda harus menyertakan seluruh aplikasi.Keuntungan lain adalah ukuran file EXE menjadi lebih kecil karena beberapa kode program diletakkan pada file DLL.

    Jika anda melihat pada TaskManager, anda akan menyaksikan banyak proses dengan nama SVCHOST.EXE


    Hal ini seringkali dimanfaatkan oleh para penulis WORM untuk melakukan rekayasa sosial dengan cara memberi nama induk worm dengan nama yang sama atau mirip svchost.exe, dengan harapan user akan mengira bahwa induk worm tersebut bagian dari komponen windows. Ya, seringkali user kebingungan membedakan svchost.exe milik Worm dengan svchost.exe milik WINDOWS.

    Nah.. dari sini Anda mungkin bertanya-tanya..
    Kenapa sich kok ada banyak proses dengan nama SVCHOST.EXE??

    Begini nich.. sebagaimana layaknya Operating System, WINDOWS memiliki banyak sekali service-service yang harus dipanggil. Seperti yang sudah di jelaskan di awal tadi, masing-masing service tersebut tentunya harus dijalankan oleh suatu file executable. Jika seluruh service yang sedemikian banyak itu dijalankan oleh hanya sebuah file executable saja, maka tentu resiko terjadi kegagalan pemanggilan service tersebut akan sangat tinggi.

    Untuk mengantisipasi hal itu, maka service-service tersebut dikelompok-kelompokkan sesuai dengan fungsinya. Tiap file SVCHOST.EXE dipanggil untuk menjalankan kelompok service yang berbeda. Misalnya SVCHOST.EXE yang pertama menjalankan group service untuk Audio, SVCHOST.EXE kedua menjalankan service-service Firewall, dan lain sebagainya. Karena pemisahan-pemisahan inilah banyak terdapat proses dengan nama SVCHOST.EXE

    Ingin tau service-service apa saja yang berjalan di Windows Anda dan siapa yang menjalankannya? Buka Windows Command Processor Anda. Klik [Start] -> [Run] lalu ketik CMD


    Ketik perintah TASKLIST /SVC lalu tekan ENTER. Perintah tersebut akan menampilkan proses yang sedang berjalan di komputer Anda beserta service-service apa saja yang dipanggil (jika ia menjalankan Service tertentu). Perintah ini berjalan pada Windows XP dan Vista.

    Demikian sedikit penjelasan tentang SVCHOST.EXE, semoga bermanfaat.
     
    From Eko Hasan.
    »»  Baca Selengkapnya...

    Sabtu, 19 Februari 2011

    PENELUSURAN GOA

    PENELUSURAN GUA
    1. Gua Kadole Atas

    Secara administratif Gua Kadole Atas terletak di dusun Kadole kelurahan Raba Dompu Kecamatan Rasana’e Kota Bima. Entrance gua ini berada sekitar 150 m dari pemukiman penduduk. Berdasarkan data dan informasi penduduk, gua ini di kategorikan gua multi pitch yang terdiri dari 2 pitch dan horizontal yang belum di explore. Atlit mencoba melakukan penelusuran yang di leader oleh Asep, seccond man Azjar, Pointer oleh Rino dan Shooter oleh Slamet. Untuk anchor atlit memaksimalkan dengan pemanfaatan natural anchor yang antara lain : back up anchor menggunakan pohon, main anchor menggunakan simpul delapan yang di tambatkan pada lobang tembus dan batu besar dan satu deviasi unuk mengurangi friksi tali dengan memanfatkan lubang tembus. Kedalaman dari gua ini adalah ± 24 m di pitch I dan ± 3 m di pitch II serta ditemukan beberap tulang, tengkorak dan gigi binatang yang berserakan. Untuk biota, terdapat beberapa jenis tumbuhan yang berbentuk kecambah, kecoa, jangkrik dan kutu tanah. Selain itu juga atlit tidak menemukan lorong horizontal seperti data yang kami atlit dapatkan. Atlit hanya menemukan bekas lorong horizontal yang sudah tertutup oleh batu-batu besar dan kecil. Kemudian atlit mengexplore lorong vertical yang di temui dengan melakukan pemanjatan ringan setinggi 6 m. Selain itu atlit juga melakukan penelusuran ke pitch II dengan kedalaman ± 3 m.

    2. Gua Ringi Ncanga

    Secara administratif Gua Ringi Ncanga ini sewilayah dengan Gua Kadole atas. Jarak antaraa gua ini sekitar 500 m. Gua ini adalah gua aktif yang memiliki lorong vertikal ± 18 m (pitch I), ± 5 m di pitch II dan lorong horizontal yang continued explore. Sama dengan gua-gua yang lain , dalam gua ini atlit melakukan pemetaan grade 4B. Penelusuran ini di leader oleh Azjar, pointer oleh Rino, shooter oleh Slamet dan cleaning man oleh Asep. Untuk lintasan atlit menggunakan natural anchor untuk semua pengaman. Untuk lorong horizontal berair dan berlumpur atlit menggunakan teknik penelusuran main stream. Beberapa biota yang di temukan dalam gua antara lain : ular, kelelawar, sriti, jangkrik goa, dll.
    3. Gua Karombo Wera

    Secara administatif gua ini terletak di Desa Sangiang Kecamatan Wera Kabupaten Bima. Gua ini termasuk gua fosil yang memiliki lorong horizontal. Pada penelusuran ini dilakukan mapping grade 4B yang leader oleh Asep, pointer oleh Rino, shooter oleh Slamet dan sketser oleh Azjar.Gua ini memiliki sangat banyak lorong besar dan kecil. Di goa ini para atlet melakukan teknik penelusuran goa horizontal. Teknik penelusuran goanya pun bervariasi sesuai dengan lorong yang berada di goa tersebut. Kadang memakai teknik berjalan, jongkok dan bahkan merayap. Selain itu gua ini juga memiliki jenis tanah yang bercampur dengan goano yang bersifat gembur dan sangat baik untuk pupuk organik. Biota yang di temukan dalam gua ini adalah kelelawar dan ular. Penelusuran dilakukan selama dua hari oleh para atlit.

    SOSIOLOGI PEDESAAN


    1. Goa Kadole

    Deskripsi Existing

    Goa kadole berlokasi di Dusun Kadole Kelurahan Rabadompu Bima. Dusun yang masuk di wilayah Kota yang sedang dalam proses Pemekaran wilayah Kota Bima ini memiliki jumlah penduduk sekitar 150 KK. Kadole adalah wilayah Kelurahan Rabadompu yang berada di atas bukit letaknya dan menjadi pembatas antara kelurahan Rabadompu dan kelurahan Kumbe. Untuk mencapai ke Kadole sampai sekarang belum ada kendaraan yang ke sana kecuali Ojek dengan jalan-jalan yang baru setengah di aspal. Sentuhan-sentuhan dari pemerintahan masih sangat kurang di rasakan oleh masyarakat di kampung ini. Terlihat dengan tidak adanya kendaraan umum yang bisa di akses ke sana. Pola kehidupan masyarakat disekitar goa kadole yang dapat dilihat secara garis besar oleh team, ialah kondisi masyarakat, mata pencaharian dan budaya masyarakat.

    Kondisi Masyarakat.

    Sebagaimana yang telah di jelaskan di atas, kondisi masyarakat di dusun Kadole cukup memprihatinkan. Selain susahnya Transportasi umum untuk mengakses kesana, kesusahan dalam mencari air bersih, terlebih ketika musim kemarau datang. Masyarakat Kadole hanya mengandalkan satu mata air untuk keperluan sehari-hari. Nama mata air itu adalah Mada Masa (Mata Emas) yang ketika musim kemarau airnya sangat sedikit. Saat atlet berada di lokasi, setiap hari atlet sering melihat anak sekolahan (SD dan SLTP) yang harus berjalan kaki sekitar 2 – 3 Km dengan cuaca yang sangat panas dan jalan yang sangat menanjak. Cukup melelahkan untuk seusia mereka.

    Mata Pencaharian.

    Kondisi alam di Kadole adalah termasuk kawasan Karst yang tentunya jenis tanahnya sangat kering. Sesuai dengan kondisi alam yang berada di kadole, mata pencaharia masyarakat Kadole rata-rata sebagai pemecah batu dan Petani. Untuk pertanian masyarakat tersebut lebih memilih menanam Kedelai, Jagung, Tebu, Ubi, Padi gogoh rancah, Cabe dan Sayuran kol ketimbang menanam Bawang Merah sebagaimana penghasilan utama daerah Bima. Itu di sebabkan oleh posisi kadole yang berada di atas bukit sehingga kecenderungan akan adanya embun sebagai penghambat pertumbuhan bawang sangat banyak. Untuk pekerjaan lain, penambangan batu dan tanah pun di lakoni oleh penduduk Kadole. Batu-batu di pecah menjadi kerikil untuk pengecoran dan tanah gunung di kerok untuk penimbunan-penimbunan dasar bangunan.
    Adat Istiadat

    Adat istiadat Secara umum di Bima hampir sama semua. Secara umum seperti :
    Ketika adzan Jumat di kumandangkan, Mesjid-mesjid di bima yang hampir semua berada di pinggir jalan besar dan memiliki Portal menutup portal-portalnya menutupi jalan. Agar semua kendaraan yang melintas bisa berhenti dan bersiap untuk melakukan sholat jumat dahulu.
    Dalam keluarga, bila mempunyai anak lelaki biasa di panggil One atau Mone yang berarti Laki-laki dan Siwe atau Iwe untuk perempuan yang berarti wanita sebagai nama kecilnya walaupun mereka sudah memiliki nama aslinya. Budaya Rimpu yaitu cara berpakaian wanita untuk menutupi aurat (pengganti Jilbab) dengan cara sarung di lilitkan di kepala hingga menutupi setengah badan. Apabila para wanita ingin keluar rumah, mereka biasa menggunakan Rimpu. Sebelum bulan Ramadhan tiba, sebagian masyarakat Bima biasa menghabiskan waktunya untuk bertamasya dan makan-makan. Sebagian juga melakukan Jiarah Kubur di Pemakaman untuk menjiarahi sanak saudaranya yang telah meninggal. Dalam keluarga, bila seorang anak telah lahir dan pada saat pemotongan rambut bayi, sang bayi dibuatkan rumah-rumahan dari pohon Tebu dan diletakkan di dalamnya, agar di waktu kelak sang bayi bisa hidup yang lebih baik dan sejahtera. Rumah adat Bima adalah Rumah Panggung yang biasanya di depan rumah sebelah kanan di letakkan Jompa atau Uma Lengge (Lumbung Padi) sebagai pertanda kekayaan pemilik. Adapun kesenian yang diadakan pada waktu Khitanan atau perkawinan adalah kesenian Gantao. Gantao adalah kesenian tradisional yang diiringi dengan alat musik tradisional dan diiringi oleh dua atau empat orang yang melakukan aksi silat.

    2. Goa Ringi Ncanga

    Deskripsi Existing
    Lokasi goa Ringi Ncanga yang berdekatan dengan lokasi goa kadole, memiliki wilayah administratif yang berbeda karena berada dalam lingkungan Dusun ringicanga Kelurahan Kumbe Kecamatan Rasane’e Timur. Gambaran kondisi masyarakat, mata pencaharian dan budaya masyarakat sekitar Goa Ringi Ncanga sama dengan masyarakat Kadole. Persamaan ini disebabkan oleh wilayah mereka yang bersebelahan dan memiliki suku yang sama yakni suku Bima.

    3. Goa Wera

    Deskripsi Existing

    Kecamatan wera termasuk ke dalam Kabupaten Bima sebagai penghasil Bawang Merah setelah kecamatan Sape dan kecamatan Belo.Kabupaten Bima, kecamatan wera. Secara umum, mata pencaharian masyarakat di wera cukup kompleks dengan kondisi masyarakat yang lumayan maju dan budaya yang hampir sama dengan tempat-tempat lainnya di Bima.Yang membedakan orang wera dengan orang-orang Bima yang lain adalah dialek mereka yang cukup khas. Namun di sekitar Goa Karombo Wera yang kami tuju, kami tidak menemukan perkampungan. Hanya bibir pantai dan sabana yang telah dibakar untuk pertanian yang terhampar luas. Petani-petani yang berladang di tempat ini umumnya berasal dari Bima dan beberapa warga Transmigrasi yang letaknya cukup jauh dari Entrance Goa.

    *Disadur dari Unisi
    »»  Baca Selengkapnya...

    KENALI HYPOTERMIA

    APAKAH Hipothermia ?

    “Hipothermia adalah gangguan medis yang terjadi didalam tubuh dimana terjadi penurunan temperatur tubuh secara tidak wajar disebabkan tubuh tidak mampu lagi memproduksi panas untuk mengimbangi dan menggantikan panas tubuh yang hilang dengan cepat karena buasnya tekanan buruk dari luar, yaitu udara dingin disertai angin, juga hujan, dan ketidak-pedulian dari Subyek itu sendiri yang makin memperparah keadaan, yaitu memakai pakaian basah, tubuh lelah dan lapar, serta seluruh tubuh terutama kepala tidak terlindung dari terpaan angin dingin. Situasi tersebut menjadikan temperatur tubuh turun dengan cepat dari 37°C (temperature normal) secara keseluruhan turun hingga dibawah 35°C. Selanjutnya kematian bisa terjadi bila temperatur tubuh terus semakin turun drastis hingga dibawah 30°C. Jangan pernah mempersalahkan kondisi cuaca yang ekstrim, penyebab dan pemicu datangnya Hipothermia di Gunung bukanlah semata karena udara dingin, disertai datangnya hujan dan badai, tetapi tak lain karena sikap mental dan perilaku dari si pendaki itu sendiri yang mengundang agar dirinya terserang hipothermia, selanjutnya ketidak tahuan atau tidak memperdulikan ancaman hipothermia saat bertualang di gunung hanya akan manghadapkan seseorang dengan sebuah masalah serius, yaitu kematian.
    Hipothermia sangat mungkin sekali untuk dihindari apabila betul-betul dipahami, tetapi tak jarang para pemula kegiatan alam bebas menganggap remeh dan tidak peduli dengannya hingga saat hypothermia mulai menyerang , mereka tidak mengerti harus berbuat apa, bahkan pada tahap lanjut hipothermia dimana penderita berperilaku aneh, teman-temannya mengira kesurupan. Satu hal yang perlu dipahami bahwa hipothermia bisa menyerang dimana saja, tidak harus digunung, didataran rendah, di laut, kolam renang, ataupun di sungai saat ber-arung jeram.
    Mangsa HipothermiaDi dunia operasi SAR, banyak kasus para pendaki gunung yang tersesat di gunung berakhir kisah hidupnya karena terserang hypothermia (tidak disadari). Sejak awal tersesat biasanya mereka sudah melakukan tindakan fatal yang akan makin memperburuk situasi mereka (seperti: bergerak dengan cepat yang karena panik lalu menjadi lincah melebihi pergerakan normal. Manuver ini jelas menguras sebagian besar dari energi yang tersisa). Dari beberapa kasus orang tersesat digunung, dalam pergerakannya mencari jalan keluar cenderung memilih bergerak mengikuti aliran sungai dengan pertimbangan sungai pasti sampai ke desa, selain itu kemungkinan besar bisa memperoleh air dengan cepat apabila haus.
    Tidak sedikit survivor terpeleset jatuh kedalam sungai, atau dengan sengaja mereka memilih berjalan didasar sungai karena tepi sungai lebat dan tidak bisa dilalui, sementara mereka takut bila menjauh dari sungai akan makin tersesat, sehingga keputusan terbaik (yang beresiko paling tinggi) dari semua pilihan yang tidak diinginkan adalah tetap mengikuti aliran sungai dengan berjalan didasar sungai (umumnya sungai-sungai digunung berisi batu-batu tua berlumut dan pasir, kecuali saat hujan deras baru mungkin air akan menggerojog dahsyat). Yang ada dalam pikiran survivor hanyalah sesegera mungkin menemukan tanda-tanda yang bisa membawanya bertemu dengan orang, atau peradaban keseharian.
    Dan dalam pencariannya ini pergerakan survivor menjadi semakin jauh tanpa arah yang jelas, berteriak-teriak, meninggalkan sebagian atau seluruh perlengkapannya dengan maksud agar pergerakan mencari jalan keluar dari ketersesatannya itu menjadi lancar tidak terhambat oleh beban ransel dipunggung.
    Ditengah kebingungan di belantara asing itu kabut mulai turun, bahkan disertai hujan (jangan selalu berprasangka bahwa musim kemarau digunung, cuaca akan selalu bersahabat dan sesuai dengan ramalan-ramalan kita yang tak berdasar sehingga kita akan kaget begitu dihantam hujan, lalu badai). Dengan sisa tenaga dan pakaian yang mulai basah oleh keringat, juga hujan, mungkin saja survivor memilih untuk segera mencari tempat berlindung atau melanjutkan pergerakan karena sudah kepalang basah. Bergerak ditengah hujan kabut hanyalah sebuah tindakan bunuh diri sementara rain coat, atau ponco dan jacket di tinggalkan entah dimana.
    Berteduh dari kabut atau hujan (diam dan tidak bergerak) semakin membuat tubuh menggigil kedinginan, hingga umumnya survivor tetap memilih bergerak. Tanpa disadari energi terus terkuras hingga tubuh menjadi lemah dan limbung. Selanjutnya ditengah keterasingan itu hanya Tuhan Yang Maha Tahu. Penting bagi pendaki gunung, pecinta alam atau penggemar kegiatan alam bebas memahami cara kerja pembunuh tersebut, agar dalam situasi tersesat atau tertimpa suatu masalah saat berada di alam bebas tidak bertindak gegabah.Pada situasi seperti apa orang akan terkena hipothermiaTelah sedikit disinggung diawal tulisan bahwa hipothermia adalah kondisi medis yang terjadi didalam tubuh dimana panas tubuh berangsur-angsur hilang, diikuti keseluruhan temperatur tubuh “”ngedrop”" atau turun secara drastis, dan tanpa ada upaya yang berarti dari dalam dan luar tubuh untuk memproduksi panas, maka temperatur akan semakin turun hingga dibawah 30° Celcius, atau dengan kata lain mendekati pintu kubur..! Secara umum, buruknya penyekat (pakaian yang dikenakan) untuk menahan dingin dan angin, memakai pakaian basah, tercebur kedalam air (bisa jadi tercebur kedalam air hangat dalam waktu yang lama), kondisi tubuh yang lelah didalam cuaca dingin berangin, semua itu merupakan faktor pemicu hipothermia. Dalam situasi seperti inilah tanpa disadari bencana hipothermia bisa menghabisi seseorang yang sama sekali tidak memahami apa yang sedang terjadi terhadap dirinya.
    Kenali hipothermia dan tanda-tandanya
    Secara umum dikenal 3 tahap hipothermia, yaitu:

    - Mild Hypothermia (hipothermia ringan),
    - Moderate Hypothermia (hipothermia sedang),
    - Severe Hypothermia (hipothermia berat).

    Mild Hypothermia (temperatur tubuh drop dari 37° hingga 35°C).

    Penderita mulai menggigil saat temperatur tubuhnya turun hingga 36°C (menggigil adalah usaha alamiah tubuh untuk menghasilkan panas, dan menjaga agar temperatur bagian dalam tubuh tetap stabil).
    Apabila temperatur tubuh terus turun hingga dibawah 36°C, penderita merasa lelah dan dingin.
    Cara berpikirnya mulai terlihat kacau dan pertimbangannya tidak logis, tidak bisa mengambil keputusan dengan benar, dan mulai berperilaku aneh diluar kebiasaan normal, serta keras kepala (hanya bertindak atas kemauan sendiri).
    Gerakan tangan, kaki, dan anggota badan lainnya mulai cenderung tidak terkoordinasi dengan otak (misal; mulai sering tersandung sesuatu saat berjalan, menyampar botol minum, menginjak kompor, bahkan kesulitan untuk mengancingkan jacket).
    Penderita masih terlihat bernafas secara normal namun terus menggigil dan gemetar.
    Apabila penderita Mild Hypothermia tidak segera ditangani, dan itu dianggap sesuatu yang wajar saja, maka temperature tubuh semakin turun.

    Moderate Hypothermia (temperatur tubuh turun dari 35° hingga 32°C),

    ditandai dengan kulit ditubuhnya terlihat memucat, otot-otot menjadi kaku dan sulit menggerakkan jari tangan (koordinasi tubuh terganggu).
    Jari tangan dan kaki mati rasa.
    Menggigil hebat, lalu sama sekali berhenti menggigil (cadangan energy di dalam tubuh sudah habis di pergunakan untuk menggigil – bukan berarti penderita tidak lagi kedinginan)
    Penderita sudah tidak mampu berpikir atau mengingat-ingat sesuatu (menjadi pelupa), dan terlihat tidak mampu merespon dengan baik, bicaranya gagap dan terlihat sulit melontarkan kata-kata.
    Beberapa area tertentu pada tubuh yang biasanya selalu hangat menjadi dingin (Samping Leher, Ketiak, kunci paha).
    Gerakan semakin lamban, kondisi tubuh kian lemah, dan seperti orang yang mengantuk berat.
    Selanjutnya dibawah temperature 32°C semua proses metabolisme tubuh termasuk napas, degub jantung, dan fungsi otak semakin melemah.

    Severe Hypothermia (temperatur tubuh terus turun dari 32° hingga 28°C),

    ditandai dengan penderita mulai sering hilang kesadaran, Perilakunya tidak rasional.
    Kulit terlihat membiru, napas dan denyut nadi melemah.
    Pupil mata membuka lebar, penderita terlihat seperti sudah meninggal.
    Kematian (temperatur tubuh terus turun dari 28° hingga 25°C).
    Dibawah temperatur 28° penderita tidak sadarkan diri dan terjadi henti jantung. Kematian terjadi sebelum temperatur mencapai 25°C.
    Berapa lama seseorang dapat bertahan hidup dari serangan hipothermia?
    (sejak Mild Hypothermia hingga Severe Hypothermia) Sangat tergantung dari berbagai faktor yang mendukung untuk terus dapat bertahan hidup, atau berbagai faktor yang membuat situasi semakin memburuk. Kematian karena hipothermia bisa terjadi dibawah 24 jam.
    (Catatan: Mild Hypothermia berpotensi menjadi bencana apabila penderita adalah “”team leader”" dalam sebuah perjalanan pendakian gunung atau misi operasi ESAR dimana dia harus mengambil keputusan, sementara anggota tim tidak paham bahwa ketua tim nya terserang hipothermia).
    Dari pengalaman penulis di alam bebas, menangani seorang tim leader, atau seorang senior yang kebetulan terserang hipothermia bukanlah pekerjaan mudah, karena cenderung keras kepala, merasa dirinya paling tahu, dan kelihatan kalau egonya tidak mengijinkan orang lain memperlakukan dia sebagai seseorang yang memerlukan pertolongan. Selain membahayakan diri sendiri, sikap keras kepala membahayakan tim.
    Sebaiknya diskusikan kemungkinan serangan hipothermia terhadap tim (semua personil tim tanpa kecuali) saat briefing pemberangkatan (pendakian gunung, operasi ESAR) untuk meminimalisir sikap keras kepala apabila salah seorang personil dari tim terindikasi hipothermia.

    Hilangnya panas Tubuh

    Hipothermia terjadi karena hilangnya panas tubuh, dan secara alami tubuh tidak mampu lagi memproduksi energi panas. Ada beberapa proses alami di alam bebas (dalam hal ini pembahasan hipothermia hanya dibatasi pada Gunung Hutan) yang membuat panas tubuh secara berangsur-angsur hilang, dan berakibat temperatur tubuh terus turun hingga berhenti pada satu titik (kematian). Proses hilangnya panas tubuh secara alami ini penting dipahami untuk dapat menghindari hipothermia sedini mungkin.
    Hilangnya panas tubuh secara alami ini jarang sekali disadari oleh para pendaki gunung pemula, sementara hal ini merupakan faktor terburuk yang mempercepat terjadinya penurunan temperatur tubuh.
    Prosentase terbesar hilangnya panas tubuh adalah melalui kepala, dan pernapasan, sementara komando untuk setiap gerakan tubuh kita ada didalam kepala. Kenyataan ini yang paling sering di abaikan, selain juga kekeliruan dalam berpakaian makin mempercepat hilangnya panas tubuh.
    Pahamilah proses alami hilangnya panas tubuh yang terjadi saat kita berada di alam bebas, dan upaya pencegahan atau menguranginya.

    Lima proses alami hilangnya panas tubuh


    Proses alami hilangnya panas tubuh Upaya Pencegahan

    KonveksiUdara dingin atau angin dingin, kabut ataupun hujan disertai angin dingin menerpa permukaan tubuh secara langsung (pakaian yang dikenakan tidak mampu menahan terpaan angin dingin). Panas tubuh banyak terserap untuk menghangatkan permukaan kulit sehingga lama-kelamaan tubuh bagian dalam menjadi dingin.
    Contoh sederhana: Kita menggunakan konveksi saat meniup makanan atau minuman panas untuk mendinginkannya, begitu juga angin dingin melakukan hal yang sama terhadap tubuh kita.
    Hindari kontak secara langsung antara permukaan kulit dengan terpaan angin dingin. Cara termudah adalah dengan mengenakan pakaian berlapis. Upayakan lapis terluar mampu menahan terpaan angin dingin.selain itu perhatikan arah angin saat mendirikan shelter sebagai tempat untuk berlindung/bermalam.
    KonduksiPengaliran panas dari tubuh melalui permukaan tubuh (kulit) saat bersentuhan atau kontak dengan permukaan benda yang dingin, seperti batu tempat kita duduk, tanah basah. Dalam hal ini panas tubuh mengalir keluar dari tubuh dan terserap benda yang dingin.
    Hindari kontak secara langsung dengan benda-benda atau obyek yang dingin, gunakan sarung tangan (rajut wool) agar tidak terjadi kontak langsung. Sebaiknya gunakan alas (matras) apabila duduk diatas permukaan tanah basah, atau juga batuan yang dingin.

    EvaporasiPenguapan dari permukaan tubuh yang basah, (keringat, ataupun pakaian basah yang kita kenakan). Evaporasi banyak membuang panas tubuh, selain juga cairan dalam tubuh terus berkurang karena penguapan. Bila tidak ada suply cairan sebagai pengganti kedalam tubuh dapat mengakibatkan dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) dan beresiko terhadap perkembangan hipothermia.
    Kenakan pakaian berlapis dengan jenis serat terbuka, ini memungkinkan terjadi sirkulasi udara hingga keringat dapat menguap dengan cepat. Memakai pakaian 2 hingga 3 lapis akan lebih baik dibanding memakai 1 pakaian tebal, tapi udara tidak bisa bersirkulasi mengakibatkan pakaian menjadi basah karena keringat tidak bisa menguap.
    RadiasiPanas tubuh dipancarkan keluar dari tubuh melalui kepala (karena temperatur lingkungan diluar tubuh lebih dingin dibanding tubuh).
    Kenakan selalu tutup kepala (balaclava dari wool cukup baik untuk mengurangi radiasi). Sebaiknya Kenakan juga syal untuk melindungi leher.
    RespirasiPanas tubuh hilang melalui proses pernapasan (saat bernapas di lingkungan yang dingin, hidung menghirup udara dingin dan menghembuskan [membuang] udara panas dari dalam tubuh).
    Lindungi hidung agar tidak langsung menghirup udara dingin, hal ini dapat dilakukan menggunakan syal, atau mengenakan balaclava yang menutup hidung namun masih dapat bernapas dengan nyaman.
    Menangani penderita Hipothermia di Gunung.Prinsip dasar untuk lepas dari hipothermia adalah berupaya menaikkan temperatur tubuh yang drop dengan melindungi tubuh dari terpaan angin dingin, mengganti semua pakaian yang basah dengan pakaian kering, selanjutnya mentransfer energi dan panas kedalam tubuh (melalui minum hangat, bubur hangat, alat pemanas) serta membuat lingkungan disekitar penderita menjadi hangat.Agar diperhatikan bahwa panas tubuh sebagian besar hilang melalui kepala (radiasi), dan pernapasan (respirasi). Selain melindungi kepala dengan mengenakan balaclava, letakkan syal terbuat dari wool diatas permukaan hidung agar saat bernapas tidak secara langsung menghirup udara dingin, tetapi jangan sekali-kali memblokir jalan pernapasan.Prosedur umum Penanganan secara teknis penderita hipothermia dilapangan. INGAT! Tangani penderita Hipothermia dengan lembut dan hati-hati!!!.
    Segera lindungi penderita dari terpaan angin dan kontak langsung dengan benda yang dingin.
    Segera pindahkan penderita dari lingkungan yang dingin kedalam shelter, atau tenda (gelar matras didalam shelter atau tenda agar tidak lagi terjadi konduksi – tubuh penderita dengan obyek dingin disekitarnya).
    Ganti seluruh pakaian basah penderita dengan pakaian kering (sebaiknya pakai 2 hingga 3 lapis pakaian), termasuk kaos kaki dan sarung tangan.
    Masukkan penderita kedalam sleeping bag kering yang diberi alas matras.
    Apabila penderita masih sadar berikan minuman hangat dan manis (air putih hangat, coklat hangat, atau jahe hangat – tidak terlalu pedas) sedikit demi sedikit menggunakan sendok (sebaiknya tidak menggunakan sendok logam). Jangan sekali-kali memberi minuman yang mengandung alkohol, dan hindari memberi minum kopi atau teh.
    Apabila tubuh penderita bisa menerima suplai air minum hangat melalui mulut, lanjutkan dengan memberi bubur hangat manis yang juga dimulai sedikit demi sedikit.
    Apabila penderita masih sadar, mintalah ijin agar diperbolehkan mengukur temperatur tubuhnya selama treatment hipothermia.
    Hangatkan lingkungan didalam shelter atau tenda dengan membuat bara dari arang agar penderita menghirup udara hangat (Catatan: arang yang berkualitas tinggi tidak akan ber asap dan berbau sehingga aman untuk digunakan didalam tenda).
    Hangatkan penderita pada bagian tubuh tertentu yang efectif untuk menyebarkan panas ke dalam tubuh dengan menempatkan botol plastik yang diisi air panas dan dibungkus syal atau kain pada Sisi leher, kedua ketiak, dan kunci paha.
    Jangan melakukan pemijitan/masase kepada penderita karena akan mempengaruhi aliran darah dalam tubuh, dan jangan meng-olesi tubuh penderita dengan balsem/minyak gosok.
    Penanganan Moderate Hypothermia, dan Severe Hypothermia di alam bebas.Selain prosedur penanganan yang sudah disebutkan diatas, Penderita Moderate dan Severe Hypothermia memerlukan penanganan khusus, tetapi pada situasi darurat di ketinggian yang sunyi, terisolir dan sulit memperoleh tenaga ahli medis, selain juga memakan waktu untuk evakuasi, maka pilihan yang ada hanyalah tetap berupaya semaksimal mungkin menangani penderita walau temperatur tubuh penderita ternyata sudah berada dibawah 29° Celcius. Catatan untuk penderita Moderate dan Severe Hypothermia.
    Baringkan penderita dengan posisi kaki lebih tinggi.
    Lakukan semua prosedur umum penanganan hipothermia, kecuali memberikan suplai air dan makanan melalui mulut apabila penderita sudah tidak dapat memberikan respon, karena apapun yang masuk melalui mulut cenderung dimuntahkan kembali, dan kemungkinan menggangu saluran pernapasan (hidung) karena apa yang dimuntahkan juga akan keluar melalui kedua lubang hidung.
    Lakukan monitoring intensif terhadap botol pemanas yang diletakkan dikedua sisi leher, ketiak, dan kunci paha. Ganti dengan air panas baru sebelum botol menjadi dingin. (Sebagai catatan: transfer panas secara fisik atau skin to skin pada penderita Moderate dan Severe Hypothermia tidak akan banyak berpengaruh terhadap temperatur tubuh).
    Lakukan monitoring intensif terhadap denyut nadi dan napas penderita. Bila tidak ada lagi denyut napas dan jantung, lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) – Pemberian bantuan napas dari mulut ke mulut disertai kompresi (penekanan pada dinding dada). Sebagai catatan, jangan lakukan pernapasan dari mulut ke mulut apabila penderita mengalami patah tulang disekitar kepala dan leher. Dan jangan lakukan kompresi apabila penderita menderita patah tulang dada (iga) – (Catatan: Disarankan tenaga medis terlatih yang melakukan RJP).
    Apabila sarana transportasi dan waktu tempuh memungkinkan, dan tidak akan berpengaruh buruk terhadap perkembangan hipothermia, secepatnya evakuasi penderita ke rumah sakit untuk memperoleh perawatan yang intensif.
    Mengukur temperatur tubuh penderita hipothermiaUntuk mengukur temperatur tubuh penderita hipothermia, letakkan thermometer pada ketiak (apabila memungkinkan, letakkan thermometer dibawah lidah penderita) selama ± 2 menit, dan lakukan pengukuran secara berkala tiap 5 menit untuk melihat perubahan temperatur tubuh.Catatan:Pengukuran temperatur tubuh penderita hipothermia yang paling efectif adalah melalui anus (thermometer di masukkan kedalam lubang anus yang sebelumnya beri pelumas terlebih dulu – tenaga medis terlatih yang melakukannya).
    Jangan – mengukur temperatur tubuh penderita apabila sedang keras kepala dan tidak memperdulikan lingkungannya.
    Awasi penderita yang keras kepala, karena tindakan-tindakannya yang aneh kadang berpotensi membahayakan diri sendiri atau tim.
    Persenjatai diri untuk menghadapi Hipothermia
    Apa yang ditulis dibawah ini hanyalah pengulangan dari “Pengetahuan Perlengkapan, Pakaian, dan Makanan Gunung Hutan” yang kadang kita abaikan karena nyentrik, dan untuk jenis makanan tidak berbau seni masak-memasak seperti saat kita kemping bersama keluarga. Memang makanan yang diperlukan untuk sebuah perjalanan gunung hutan pilihannya hanyalah dapat menunjang ketahanan tubuh kita, serta dapat mempertahankan panas tubuh, bukan kita memindah warung makan dengan berbagai pilihan menu ke sebuah ketinggian yang sunyi.
    Untuk menghindari ancaman hipothermia, beberapa perlengkapan sederhana dibawah ini sebaiknya dipertimbangkan untuk selalu menemani saat “ngaprak” atau “mblakrak” di alam bebas, terutama saat mendaki gunung.
    Untuk efectifitas didalam situasi darurat, bawalah selalu thermos berisi air panas yang isinya selalu siap digunakan sewaktu-waktu, tapi bukan berarti kita lalu main sambar thermos yang ada di dapur untuk dibawa ke gunung. Dalam situasi darurat digunung, seperti terserang badai, atau menunggu hujan di dalam bivak, kita harus mempertahankan panas tubuh kita dengan meminum sedikit demi sedikit air hangat, dan makanan dengan karbohidrat tinggi yang dapat dirubah dengan cepat oleh tubuh menjadi energi (misal biskuit manis) yang akan berasa nikmat bila dicelupkan ke dalam minuman coklat hangat, dan tidak perlu menunggu dengan memasak air terlebih dahulu.
    Biasanya saat tubuh kita sedang menggigil rasanya malas mengeluarkan kompor dan perlengkapan lain dari dalam backpack untuk melindungi diri dari serangan udara dingin, umumnya kita lebih sibuk menggigil dari pada bertindak yang seharusnya (bukan berarti kita tidak memerlukan kompor praktis untuk memasak air atau menghangatkan makanan, membuat bubur havermout). Sebisa mungkin masukkan thermos air panas dalam daftar perlengkapan pribadi.
    Sebagai catatan penting, jangan bertindak gegabah dengan meneguk minuman beralkohol karena selain hanya memberi kehangatan semu sesaat, berikutnya setelah pengaruh alkohol berangsur hilang, berangsur pula darah menjadi dingin hingga mempengaruhi stabilitas aliran darah didalam tubuh. Bukannya membantu memperkuat pertahanan tubuh, tapi membantu memudahkan hipothermia menyerang dan menghabisi kita. Lebih jauh lagi kalau kita kebablasan dalam menenggak minuman beralkohol diketinggian akhirnya kita sulit mengontrol diri, bisa-bisa jurang yang tidak kelihatan dasarnya, kita anggap kolam renang air panas alami, menggiurkan untuk diterjuni.
    Makanan – Sebaiknya jangan mempersulit diri dengan membawa makanan-makanan yang memerlukan waktu lama dalam memasaknya, memerlukan banyak air, dan boros bahan bakar sementara kita berada dikawasan yang semuanya serba sulit, dan terbatas.
    Sebelum menentukan makanan apa yang akan dibawa sebaiknya perhitungkan kebutuhan kalori perhari yang harus dipenuhi oleh makanan, selanjutnya pilih jenis makanan, dan buat menu harian.
    Ada beberapa jenis makanan yang patut dipertimbangkan, selain dapat memenuhi kebutuhan kalori, cepat disajikan dan tidak boros air serta bahan bakar, seperti: Bubur Balita, Havermouth, moesly, biskuit manis, permen coklat batangan, permen manis, kismis, kurma kering, buah-buah yang dikeringkan, dan coklat meses (untuk dicampurkan kedalam bubur balita ataupun havermouth), seven ocean (roti survival), biskuit coklat manis.
    (catatan: makanan berkalori tinggi yang telah disebutkan tersebut dapat menjadi petaka apabila dikonsumsi sehari-hari, terutama bagi para penderita hipertensi, dan kolesterol tinggi.)
    Untuk makanan berbumbu yang dapat membangkitkan selera makan, kita bisa memilih mi instan yang hanya perlu diseduh air panas (catatan: ini bukan makanan utama, hanya pembangkit selera).
    Satu hal yang agak sulit adalah membiasakan diri memakan makanan seperti disebutkan diatas dan menjadikannya sebagai santapan sehari-hari selama beroperasi di gunung. Beberapa jenis makanan memang tidaklah murah, tapi perlu dipertimbangkan harga makanan dibanding nyawa yang tidak bisa diukur dengan nilai uang.
    Lindungilah kepala! – Kepala merupakan bagian terpenting dari tubuh dimana otak merupakan pusat syaraf yang mengendalikan gerakan-gerakan tubuh, dan perlu diingat, panas tubuh sebagian besar hilang melalui kepala (radiasi), dan pernapasan (respirasi).
    Pakailah selalu penutup kepala untuk menghindari hilangnya panas tubuh karena radiasi. Untuk perjalanan di daerah dingin, balaclava terbuat dari wool merupakan pilihan terbaik karena melindungi hampir seluruh kepala, bahkan juga hidung. Selain melindungi kepala agar tetap hangat, udara yang dihirup saat bernapas juga terfilter oleh wool sehingga menjadi hangat.
    Pakaian – Memilih pakaian untuk bertualang di gunung lebih ditekankan pada fungsi pakaian untuk dapat mempertahankan panas tubuh dan melindungi tubuh dari terpaan angin dingin. Pakailah pakaian berlapis (2 atau 3 lapis). Pakaian berlapis memungkinkan udara panas tetap berada diantara lapisan pakaian.
    Lapis pertama memungkinkan kulit leluasa bernapas sehingga keringat tidak terperangkap diantara permukaan kulit dan pakaian. Selain juga cepat kering (tidak menyerap air). Material seperti sutra berserat kasar adalah salah satu pilihan terbaik sebagai pakaian lapis pertama karena cepat menguapkan keringat dan kain tidak menjadi basah seperti katun (pakaian untuk lapis pertama ini dikenal dengan nama “”long johns”" berupa celana panjang dan kaos lengan panjang). Tentunya banyak jenis material lain yang harganya jauh lebih terjangkau.
    Lapis Kedua dapat menyerap penguapan tapi tidak menghilangkan panas yang ada. Material dari wool sangat baik untuk dipakai (contoh: sweater wool) karena wool akan tetap terasa hangat walau basah.
    Lapis Ketiga, sebaiknya berupa jacket yang handal dalam menahan angin dingin, dan anti air, serta dapat menjaga agar panas tidak hilang.
    Sebagai catatan, jangan memakai pakaian sempit hingga gerakan menjadi tidak nyaman. Dan bawalah selalu pakaian cadangan saat bertualang di gunung.
    Sarung tangan & kaos kaki – Untuk menghindari kontak langsung dengan benda-benda dingin saat berjalan, juga untuk tidur, pakailah sarung tangan (rajut wool), yang biarpun bagian luar basah karena sering bersentuhan benda dingin/basah, namun tetap hangat dibagian dalam. Sebaiknya untuk pergerakan didaerah gunung yang dingin jangan memakai kaos kaki katun. Kaos kaki panjang model pemain sepak bola cukup baik digunakan. Bawalah kaos kaki cadangan untuk pergerakan, dan khusus untuk tidur (bermalam).
    Sleeping bag – Pilihlah sleeping bag yang apabila kita berada didalamnya, udara tetap dapat bersirkulasi (tidak terperangkap dalam sleeping bag). Selain itu bawa serta matras jenis karet yang banyak dijual di toko-toko outdoor yang digunakan sebagai alas dari sleeping bag. Penting untuk selalu membawa matras untuk menghindari terjadinya konduksi saat kita harus bersentuhan dengan tanah atau batu (beristirahat ditengah perjalanan).
    Catatan: bungkus selalu sleeping bag dalam kantong plastik, menjaga agar tetap kering dan hangat.
    Tenda – Perlu dipertimbangkan dalam memilih tenda agar – dapat menahan angin, hujan, mempunyai sirkulasi udara yang baik, praktis dan cepat dalam mendirikannya serta dapat didirikan tanpa harus memakai patok, tidak mudah roboh, dan ergonomis tidak seperti layar yang menghadang angin. Cukup leluasa didalam tenda bukan berarti tenda harus besar, selain itu tenda juga dilengkapi dengan lapisan anti air.
    Kompor & penghangat – Pemilihan kompor berdasarkan medan jelajah, dan lama operasi, berat dari kompor dan bahan bakar, selain juga kepraktisan. Disamping itu pemilihan juga didasarkan atas pengalaman masing-masing orang, karena tiap jenis kompor memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Selain kompor bawa juga beberapa batang lilin, dan korek api anti air. Selanjutnya untuk peralatan masak, pilihlah yang praktis dan tidak memberatkan.
    Perlu dipikirkan juga untuk membawa penghangat didalam tenda yang tidak berbau sehingga mengganggu pernapasan (bawalah beberapa buah arang briket berkualitas yang dapat digunakan sebagai penghangat didalam tenda).
    Sepatu – Pilih sepatu yang dapat melindungi mata kaki dan bergerigi pada sol nya. Jangan letakkan sepatu diluar tenda tanpa membungkusnya dengan pembungkus dari bahan anti air karena biarpun tidak hujan, sepatu akan menjadi dingin dan basah oleh kabut dan embun.
    Beberapa perlengkapan yang sudah disebutkan sebatas alternatif pilihan untuk mencegah agar kita terhindar dari serangan hipothermia saat bertualang di gunung. Dalam hal ini tidak ada pembahasan secara detail mengenai perlengkapan, pakaian, dan makanan, karena kita dapat mempelajari sendiri pengetahuan yang lengkap mengenai perlengkapan, pakaian dan makanan diluar tulisan ini.
    Penutup
    Hipothermia merupakan “silent killer” yang kadang tidak kita sadari kedatangannya (sementara kita diam membisu dan menganggap bahwa ditempat dingin pasti menggigil dan itu hal biasa, padahal tubuh kita tengah berperang mati-matian melawannya).
    Begitu banyak pendaki gunung yang tidak tertarik untuk memahami hipothermia yang sungguh sangat berbahaya. Perhatikan saat hipothermia mulai menyerang, dimana tubuh penderita mulai merasa kedinginan, dan menggigil, sementara teman lainnya mungkin belum begitu merasakannya. Dan begitu temperatur tubuh berangsur turun, kemampuan berpikir rasional dan membuat keputusan dengan benar menghilang. Tahap berikutnya mungkin penderita berhenti menggigil, atau menggigil hebat, dan mulai mengigau, proses berpikir melambat, dan seperti kesulitan bernapas.
    Agar dimengerti bahwa Hipothermia menyerang tidak pandang bulu, tidak pilih kasih, dan tanpa pengecualian. Tidak perduli dia pendaki berpengalaman, senior dalam masalah medis, atau manusia tanpa dosa. Siapa lengah, dia di serang.
    Pertolongan seperti apa yang segera harus dilakukan tanpa membuat penderita ikut menjadi panik? Dan bagaimana kalau situasi seperti itu ternyata menimpa diri kita? Relakah kita mempercayai teman, bahkan diri sendiri bahwa kita terserang hipothermia, dan memerlukan pertolongan?.
    Ada perumpamaan tentang hipothermia yang saya kutip dari sebuah film “”How to Survive”". Perumpamaan yang menarik ini mengatakan: “”Tewas karena hipothermia bisa diibaratkan seperti lampu-lampu yang dipadamkan satu persatu sampai akhirnya gelap total.>
    Tulisan yang merupakan pengulangan dari sekian ribu tulisan sejenis ini tak lain dimaksudkan agar kita semua menghargai nyawa kita dengan bersikap dan berperilaku tidak gegabah terhadap alam bebas, dan mempersiapkan diri sebelum pergi berpetualang hingga nantinya tidak membuat malu diri sendiri atau lebih tragis lagi membuat sedih orang-orang yang ditinggalkannya.
    Catatan Penting:
    Penting bagi para pendaki gunung, terutama tim SAR yang dalam hal ini unit-unit pencari untuk memperlengkapi tim dengan thermometer hipothermia (skala temperatur hingga dibawah 25°C, tapi bukan thermometer ruang). Dengan adanya thermometer maka saat subyek ditemukan lalu distabilkan, segera dapat diketahui temperatur tubuh subyek, yang artinya diketahui pula tahap hipothermia apabila memang temperatur tubuhnya drop. Diharapkan penanganan terhadap hipothermia akan menjadi lebih efectif, karena perkembangan hipothermia yang diderita subyek akan terkontrol dengan pemeriksaan temperatur tubuh secara berkala.

    Daftar Referensi
    Survival Stresses – Hipothermia penebar maut – Alap2 S-00166 TMS-7 Yogya – 1988
    Setnicka, J.Tim – Wilderness Search And Rescue – August 1980
    Outdoor Action Guide to Hypothermia And Cold Weather Injuries – by Rick Curtis – Rcurtis@.princeton.edu
    Kayen, 17 November 2002
    badaimerapi@tms-7.org”
    »»  Baca Selengkapnya...

    PETA KOMPAS

    Bagi seorang pecinta alam, adalah biasa bergelut dengan alam baik itu alam pegunungan ataupun alam rimba belantara. Dalam bergelut dengan alam, khususnya alam pegunungan, sudah selayaknya seorang pecinta alam mengenal peta yang menggambarkan kondisi fisik derah pegunungan. Karena dgn menggunakan peta sedikit banyak akan membantu dalam suatu perjalanan baik itu pada kegiatan pendakian ataupun pada saat belajar orientasi medan.
    Dasar dasar yang harus diketahui untuk orientasi medan:

    1. Memahami peta 
     
    Peta yang digunakan untuk orientasi medan adalah peta topografi, yaitu peta yang menyajikan gambaran relief permukaan bumi. Relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam bentuk garis garis yang disebut garis countur. Atau dengan kata lain garis countur adalah garis yang menghubungkan tempat tempat pada ketinggian yang sama. Yang harus dipahami dalam membaca peta topografi adl mengartikan bentuk bentuk garis countur dengan benar, apakah bentukan itu berupa punggungan, lembah,jurang, sungai,sehingga akan dapat diperoleh informasi tentang tinggi rendahnya suatu tempat, bentuk, kedalaman, perkiraan kemiringan, dan sebagainya. Hal hal tersebut mutlak dikuasai sebagai dasar dalam orientasi.
    Tak kalah pentingnya adalah memahami skala peta. Ini adalah penting, karena dari skala peta akan diketahui perbandingan antara kondisi di peta dengan kondisi medan yang sebenarnya. Contoh : Skala 1 : 25.000; berarti 1 cm di peta sama dengan 250 meter di medan yang sebenarnya. Selanjutnya antara skala peta, garis countor dengan medan yang sebenarnya dapat diperbandingkan. Maka sedikit banyak akan dapat diinterpretasikan keadaannya, agar kita tidak keliru dalam orientasi medan. Sebab kadang kadang pada daerah yang kita perkirakan tergambar dalam peta(pada countur), ternyata belum tergambar karena keliru dalam merperbandingkan skala peta dengan kondisi medan. Contoh: dengan skala 1 : 25.000 yang berarti 1 cm di peta sama dengan 250 meter di medan yang sebenarnya. Pada saat tertentu kita melewati suatu punggungan kecil
    Kita sudah memperkirakan bahwa dengan melewati punggungan itu berarti sudah berubah counturnya. Padahal kondisi punggungan itu masih kurang dari 50 meter. Berarti kita telah salah orientasi. Hal hal inilah yang harus dipahami, agar kesalahan orientasi yang terkecil dapat dihindari. 



    2. Memahami Kompas 

     
    Kompas yang biasa digunakan dalam orientasi ada 2 jenis yaitu:
    a. Kompas bidik jenis prisma 

    kompas prisma
    kompas prima
    nama bagian-bagiannya 

    1. kotak kompas dengan pembagian arah angin dan cincin karet 
    2. kaca kompas yg dapat diputar dengan pembagian derajat 
    3. pelat yg bercahaya dengan garis tanda dan garis rambut 
    4. garis petunjuk yg bercahaya 
    5. lingkaran kompas dengan pembagian derajat dan jarum kompas yg bercahaya 
    6. gelang kaca dari tembaga 
    7. tutup kompas dengan kaca, garis rambut, garis tanda yg bercahaya di bibir pelindung 
    8. pelindung kaca 
    9. sekrup pengapit
    10. prisma yg dapat disetel, dengan lubang tempat melihat dan cincin jempol dengan takik

    b. Kompas orientasi (kompas Silva) 
    kompas silva
    Pada dasarnya kedua kompas tersebut mempunyai fungsi yang sama yaitu :
    Mengetahui arah Pada posisi mendatar, jarum kompas akan selalu menunjuk arah utara. Sesuai dengan arah utara Magnet Bumi.Membidik sasaran
    Dengan kompas prisma, apabila kita ingin mengetahui berapa besar sudut kompas dari posisi kita berdiri ke sasaran bidik. Besarnya sudut bidikan akan langsung dapat diketahui. Sedangkan dengan kompas silva terdapat sedikit perbedaan dengan kompas prisma, yaitu pada kompas ini apabila kita membidik sasaran, besarnya sudut kompas tidak dapat langsung kita baca. Melainkan harus dgn penyesuaian terlebih dahulu yaitu dengan memutar piringan pembagian derajat sehingga tanda panah penyesuai atau tanda “N”(North) dapat segaris dengan jarum utara kompas. Maka besarnya sudut sudah dapat diketahui,



    3. Memahami Peta-Kompas 


    Sebelum masuk ke medan yang sebenarnya kita harus mengetahui dan memahami tanda tanda medan pada peta. Misalnya nama puncak bukit, sungai, jurang, dan sebagainya. Keterangan mengenai hal ini dapat diketahui dgn membaca keterangan pada peta atau mungkin bertanya ke pada penduduk.
    Langkah selanjutnya adalah orientasi peta. Orientasi peta adalah meng Utarakan peta atau dengan kata lain menyesuaikan letak peta dengan benatng alam yang sebenarnya kita hadapi. Langkah langkah dalam orientasi peta :
    • Dengan kompas prisma 
       
      1. Letakkan peta pada bidang datar
      2. Bentangkan kompas di atas peta
      3. Himpitkan garis rambut pada kompas dan takik pada cincin jempol dengan sumbu Y peta
      4. Geser/ putar putarkan peta tanpa posisi kompas,  sampai jarum kompas dengan garis rambut sejajar dengan sumbu Y Peta.
    • Dengan kompas silva
       
      1. Letakkan peta pada bidang datar 
      2. Setel piringan kompas dengan pembagian derajat pada posisi 0°, kemudian letakkan di atas peta 
      3. Himpitkan tanda panah penyesuai, garis penyesuai, garis bantu, sehingga sejajar dengan sumbu Y peta. 
      4. Geser/ putar-putarkan peta tanpa merubah posisi kompas sampai jarum kompas dengan tanda panahpenyesuai sejajar dengan sumbu Y peta.
     Bila semua tahapan tersebut telah dilakukan dengan benar, berarti peta telah terorientasi.
    Untuk mengetahui posisi kita saat berada di alam bebas, yang penting
    untuk dilakukan adalah menentukan arah mata angin (U,S,B dan T), lalu menentukan arah utara peta. Setalah itu menentukan posisi kita dengan pasti. Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk menentukan posisi kita, yaitu :


    a. Resection


    Adalah menentukan posisi kita pada peta, langkahnya adalah 
    1. Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit, pegunungan, tikungan potong, sungai ataupun tebing. 
    2. Lakukan orientasi (sesuai dengan bentang alam), kemudian cocokkan dengan peta. Bidikkan kompas dari posisi anda berdiri ke salah satu tanda medan yang terlihat dan dikenal, baik di peta maupun di medan. Misalkan tanda medan adalah puncak bukit X, dengan sudut kompas sebesar 130°, maka sudut peta adalah 130° + 180° = 310° (Back Azimuth) 
    3. Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakan/buatlah garis dari titik sasaran dengan acuan besar sudut peta. 
    4. Lakukan hal yang sama dengan sasaran bidik yang berbeda, misal Y. Bila kita melakukannya benar maka akan didapalkan tititk perpotongan antara kedua garis tersebut. 
    5. Titik perpolongan itulah posisi kita di peta. 

    Resection dapat pula dilakukan hanya dengan satu tanda medan atau titik ketinggian, bilamana kita berada pada tepi jurang, tepi sungai, jalan setapak yang ada di peta atau di garis pantai, dan sebagainya. 

    b. Intersection :


    Adalah menetukan posisi orang lain/tempat lain, langkahnya adalah: Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit, pegunungan, tikungan potong, sungai ataupun tebing. 
    1. Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit, pegunungan, tikungan potong, sungai ataupun tebing. 
    2. Lakukan orientasi (sesuai dengan bentang alam), kemudian cocokkan dengan peta. Bidikkan kompas dari posisi anda berdiri(letaknya sudah pasti diketahui di medan dan di peta) ke saran bidik. Misal tempat anda berdiri adalah X, dengan hasil bidikan sebesar 130′ terhadap sasaran. Maka sudut peta adalah 130° (Azimuth). 
    3. Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakan/buatlah garis dari titik sasaran dengan acuan besar sudut peta. 
    4. Lakukan hal yang sama dengan tempat membidik yang berbeda, misal Y. Bila kita melakukannya benar maka akan didapatkan tititk perpotongan antara kedua garis tersebut  
    5. Titik perpotongan itulah posisi kita di peta.
    »»  Baca Selengkapnya...

    Membuat perapian

    Membuat perapian merupakan salah satu teknik hidup di alam bebas yang sangat penting terutama dalam kondisi survival. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari membuat perapian. Memasak, menghangatkan badan serta menjauhkan kita dari binatang merupakan bagian darinya. Selain itu perapian juga memberikan suatu efek psikologi yang besar. Kita akan merasa tenang dan nyaman jika berada di dekatnya. Namun semakin besar perapian, pengawasannya juga harus lebih ketat karena kemungkinan terjadi kebakaran menjadi semakin besar juga. Selain itu kita dituntut untuk sebijaksana mungkin memilih bahan-bahan kayu yang diperlukan.
    Selain membuat perapian dalam tungku (hawu) di rumahnya, beberapa penduduk Cihanjawar yang punya kebiasaan berburu dan melewatkan beberapa hari di dalam hutan, memiliki teknik membuat api dan perapian. Mungkin bagi masyarakat Cihanjawar sendiri, membuat perapian seperti ini tentulah merupakan kebiasaan sehari-hari bagi mereka dan tidak ada yang menarik. Dari beberapa kali pengamatan, mereka ternyata telah melakukan prinsip-prinsip dasar dalam membuat suatu perapian yang baik.
    Namun, terlebih dulu kita harus kembali mengingat tiga unsur penting dalam membuat suatu perapian, yaitu panas, bahan bakar dan udara. Setelah ketiga hal ini terpenuhi maka unsur penyusunan bahan bakar perapian menjadi hal yang sangat penting.
    Selalu persiapkan terlebih dahulu bahan bakar yang cukup. Pisahkanlah bahan ini berdasarkan ukurannya. Pisahkan ranting-ranting kecil dengan ranting yang agak besar dan batang kayu yang besar. Jika kayunya agak lembab ataupun basah, sisiklah terlebih dahulu bagian yang basah atau bisa juga dengan membuat cacahan-cacahan pada batangnya sehingga menyerupai bunga-bunga kayu.
    Urutan kerjanya adalah sebagai berikut;
    a. Siapkan bahan bakar yang cukup, ambilah sebatang kayu yang berukuran sedang sebagai tumpuan bawah (Gambar 1a).
    b. Lalu dapat dipalangkan dua buah kayu yang juga berukuran sedang (Gambar 1b). Jangan sampai jarak antara tanah dengan kayu kedua terlalu tinggi sehingga menyulitkan panas api (pembakaran) sampai ke atas. Hal ini akan mengakibatkan kayu yang diatas sulit terbakar dan menjadi bara sedangkan kayu yang telah menjadi bara dibawah akan cepat habis jika tidak diberi “umpan” lagi.
    c. Susun lagi ranting-ranting kecil dengan memalangkannya di atas kedua kayu yang dibuat diatas (Gambar 1c). Pastikan ranting-ranting ini tidak mudah terjatuh/menggelincir ke bawah. Oleh karena itu usahakan kedua palang kayu tersebut tidak terlalu miring.
    d. Susunlah ranting-ranting yang paling kecil sehingga api yang muncul dapat dengan mudah membakar ranting tersebut. Jangan menumpuk ranting secara berlebihan (Gambar 1d).
    e. Nyalakan api dengan bantuan korek, atau pemantik (dalam bahasan ini memang kita tidak akan membicarakan bagaimana membuat api dengan metoda-metoda yang ada tapi lebih mengarah pada pembuatan perapian) di bagian paling dasar. Gunakan bantuan daun-daun kering atau plastik sampah.
    f. Jika api sudah menjilat ranting-ranting yang paling kecil, tetap lakukan perautan kayu menjadi bagian-bagian yang kecil dan digunakan sebagai umpan. Usahakan agar lidah api membakar ranting atau daun kering untuk memperbesar nyala api.
    g. Apabila ranting terlalu ke sisi (sehingga tidak terbakar), pindahkanlah ke bagian yang “terjilat”oleh lidah api.
    h. Terus tumpuk ranting-ranting kayu sambil tetap memberi lubang sebagai sirkulasi udara
    i. Perhatikan jarak antara sumber api dengan ranting/kayu yang dibakarnya. Jangan terlalu jauh dan juga jangan sangat berdekatan.

    Urutan kerja pembuatan suatu perapian di Cihanjawar Gunung, susunan kayu bakar untuk perapian sistem blok
    Setelah nyala api cukup stabil dan terdapat bara yang cukup banyak, letakan kayu-kayu yang lebih besar sebagai umpan. Susunlah kayu tersebut secara beraturan. Usahakan tetap memberi umpan-umpan kecil di lubang-lubang yang terbuka sehingga bara terus dihasilkan.
    Kelebihan cara ini adalah mudah untuk membuatnya. Persiapkan bahan secukupnya. Dalam kondisi survival, perapian seperti ini akan membantu karena digunakan untuk keperluan tertentu saja dan tidak lama. Untuk memadamkannya juga tidak terlalu sulit.
    Kekurangan sistem ini adalah rentan terhadap hujan sehingga kita harus memberikan perlindungan khusus. Jika nyala api belum stabil kondisinya akan lebih buruk lagi. Perapian tidak akan selesai karena umpan kayu dan rantingnya menjadi basah.
    Namun dalam kondisi-kondisi survival, cara ini kemungkinan berhasilnya lebih besar dan lebih mudah dibuat dibandingkan dengan cara yang akan diterangkan dibawah ini.
    Sistem ini dibuat dengan cara menumpuk bahan kayu bakar dengan rapat (Gambar 2). 
    Perapian Sistem “Blok”
    Persiapkanlah terlebih dulu ranting-ranting dengan berbagai ukuran. Pisahkan jenis-jenis ranting ini berdasarkan ukuran tersebut. Sedapat mungkin carilah kayu-kayu yang telah rubuh atau telah mati. Jangan memakai bahan kayu yang tumbuh di daerah perairan (seperti tepian sungai, tepi danau); meskipun telah mati dan kering, kayu dari daerah ini tidak akan terbakar kecuali menjadi arang.
    Cara menumpuk/menyusun kayu bakar:
    1. Jajarkan di atas tanah; kayu yang sama ukuran sebesar lengan tangan pada lapis pertama dan ke-2 serapat mungkin.
    2. Jajarkan kayu berdiameter lebih kecil serapat mungkin pada 3-5 lapisan berikutnnya. Setiap lapisan dengan posisi (secara horisontal) bersilangan antar lapisan (Gambar 2).
    3. Buat sedikit ruang kosong dan “pintu” di bagian tengah/bawah: untuk menaruh bahan awal api/umpan (yg terdiri dari ranting, potongan kayu kecil dan kering) secukupnya. Susunlah diatasnya lapisan jajaran kayu berikutnya; Mulailah dengan jajaran kayu berdiameter kecil (sebesar jari tangan) beberapa lapis.
    4. Diatasnya, buatlah jajaran kayu yang lebih besar: lapisan kayu sebesar lengan 2-3 lapis, kemudian dilanjutkan lapisan jajaran kayu yg lebih besar: sebesar kaki s/d sebesar paha pada bagian paling atas.
    5. Ingat antar lapisan tumpukan saling bersilangan!
    Menyalakan dan memelihara api awal
    1. Buka pada “pintu” di bagian tengah atau bawah tumpukan (bagian lapisan kayu kecil)
    2. Letakkan ditengahnya bahan api awal (lilin, ranting dan daun kering) dan nyalakan.
    3. Tutup kembali “pintu” dengan kayu.
    4. Biarkan dan tunggu beberapa saat (1/2-1 jam), api akan membakar lapisan diatasnya.
    Pada awalnya api tak akan terlihat, melainkan mengepulkan asap/uap akibat pemanasan terhadap kayu basah diatasnya. Semakin tipis asap mengepul pertanda api awal akan padam.
    5. Jika api awal padam, buka pintu dan isi kembali dengan bahan awal yang cukup kering dan nyalakan kembali.
    Semakin tebal asap semakin baik dan menjadi jaminan api unggun akan menyala.
    6. Jika api telah membakar 2-3 lapisan kayu diameter besar diatasnya, kita mulai bisa membuka lapisan teratas untuk merasakan apinya.
    Kelebihan:
    - Kayu basah dan diameter batang pohon cukup tebal (besar) dapat habis terbakar
    - Daya tahan (durasi)/lama waktu bakar cukup lama
    - Saat pembakaran kayu awal: tak perlu dilindungi, dalam kondisi hujanpun bisa ditinggalkan (tanpa pengawasan/penjagaan terus menerus).
    Kekurangan:
    - Waktu yang dibutuhkan dari api awal s/d api unggun menyala: cukup lama (1-2 jam)
    - Memakan waktu dan energi cukup besar untuk menebang pohon/ bahan kayu bakar

    Mengiris kayu menjadi serpihan kecil (bunga-bunga kayu) untuk bahan awal membuat api. Foto: Anton.

    Membuat api model blok dalam kondisi survival sebenarnya tidak begitu efektif. Selain membuang banyak tenaga, kondisi survival hanya sementara dan diusahakan berpindah ke kondisi yg lebih baik, terkecuali kita melakukan survival diam di tempat (statis) dengan syarat lainnya terpenuhi, contoh air, bahan makanan, perlindungan.
    Model ini lebih cocok digunakan dalam perkemahan statis yang relatif lama di satu tempat. Contoh: di Kemah penelitian atau saat latihan seperti pendidikan dasar.
    Saat latihan (misalnya pendidikan dasar) perapian seperti ini digunakan untuk pengamanan bagi peserta juga (sebagai penghangat, pengolahan masakan yang cukup besar, antisipasi jika terjadi kedinginan/kehujanan, hipotermi dan lain-lain).
    Etika Membuat Perapian
    Terkadang membuat perapian menjadi suatu perdebatan di kalangan penggiat alam terbuka dan pemerhati lingkungan.
    Beberapa hal yang perlu dijadikan perhatian dalam membuat perapian adalah:
    1. Buatlah perapian yang secukupnya, tidak terlalu besar dan membutuhkan bahan bakar kayu yang banyak, sesuaikan dengan maksud kita membuat perapian.
    2. Jangan menebang kayu sembarangan! Walaupun terkadang hal ini sangat kontradiktif dengan pembuatan perapian, bukan berarti membuat suatu perapian dilarang sama sekali. Yang diperlukan adalah kebijaksanaan kita saat membuat dan menggunakannya. Pilihlah kayu yang telah tumbang ataupun mati yang cukup kering/tidak mengandung banyak air. Cukup banyak ranting-ranting yang telah mati di dalam hutan dan dapat digunakan daripada melakukan penebangan. Daun-daun kering juga dapat dipergunakan sebagai “pemancing” dalam membuat perapian.
    3. Pastikan perapian yang akan dipadamkan benar-benar telah mati/padam. Setelah itu dikubur dalam tanah. Perhatikan bagian dasar dari perapian terbuat dari gambut, tanah, atau akar-akar kayu yang menumpuk. Sebaiknya membuat api di atas tanah karena akar ataupun gambut dapat terbakar secara menjalar di lapisan bawah tanpa terlihat oleh kita.
    Membakar hutan lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan menanam pohon”.
    Panoramix dukun Galia, saat ditanya “apakah dia memiliki obat untuk mempercepat tumbuhnya pohon?”. Sohib Asterix ini menjawab; “Tumbuh pohon memerlukan waktu, setelah berkali-kali matahari terbit dan tenggelam, tahun ke tahun untuk menjadi besar”.
    Setidaknya kita dapat belajar dari masyarakat Cihanjawar Gunung yang masih tetap memelihara hutannya walaupun masih mempergunakan kayu bakar saat memasak.
    »»  Baca Selengkapnya...